About

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sabtu, 06 November 2010

Karakter Awal Grand Chase

1. Elesis
Elesis adalah ksatria kerajaan Kanavan dan merupakan putri seorang ksatria Grand Chase yang tak pernah kembali lagi sejak keberangkatannya dalam melacak Kaze'aze. Elesis tumbuh menjadi seorang ahli pedang yang luar biasa berkat pelatihan dari ayahnya. Dalam pencarian keberadaan ayahnya, Elesis mendengar kabar bahwa Kaze'aze berada di kerajaan Serdin. Dengan menyembunyikan identitas aslinya, ia bergabung dengan pasukan elite Grand Chase dalam usaha mencari tahu keberadaan Ayahnya.

Umur 15 Tahun
Hobby Pertempuran Yang Seru
Yang Tidak Disukai Mudah Menyerah

Elesis disegani oleh musuh-musuhnya karena keterampilannya membabat kawanan monster dengan serangan dashyatnya. Ia adalah seorang pemimpin di garis depan pertempuran, sementara ia maju melawan musuh-musuhnya, Elesis juga mampu melindungi rekan-rekannya dari serangan archer dan mage. Ketika Elesis menghajar musuh-musuhnya, mereka tak akan punya kesempatan untuk membalas serangannya. Elesis memiliki ketahanan 80% defense point melawan musuh tipe archer, dan ia juga lebih sedikit mendapat delay dibandingkan kesatria Grand Chase lainnya ketika mendapat serangan hebat dari musuh.

2. Lire
 Elf berasal dari pulau Eryuell yang terkenal dengan kemampuan tempur mereka, tetapi secara alamiah mereka cinta perdamaian dan mencoba untuk tidak terlibat dalam konflik kepentingan Human. Namun, kurun waktu beberapa tahun terakhir, perang kepentingan Human meluas hingga keseluruh benua dan setelah melalui serangkaian insiden aneh, elf memutuskan untuk keluar dari isolasi mereka dan sepakat untuk bahu-membahu dengan Human. Dengan kerjasama ini, elf dan human berhasil menemukan fakta bahwa Kaze’aze lah dalang dibalik malapetaka yang mengacaukan benua mereka.

Untuk mengembalikan kedamaikan di pulau Eryuell dan benua Bermesiah, para tetua elf memutuskan untuk melanjutkan perburuan Kaze’aze dengan membentuk pasukan para Elf (The Elven Corps) untuk memerangi cengkeraman iblis. Lire adalah anggota The Elven Corps yang telah bergabung dengan Grand Chase dan membawa nama besar Elf dari pulau Eryuell.

Umur 15 Tahun
Hobby Berhubungan Dengan Arwah
Yang Tidak Disukai Monster (Terutama yang Buruk Rupa)

Lire mengkhususkan diri dalam berlatih dengan serangan panah menggunakan busur jarak jauhnya. Lire mampu bergerak secara diam-diam dan cepat. Kelemahannya adalah ia mudah dikejar oleh Knight, akan tetapi kelemahan ini dapat diatasi dengan menggunakan lingkungan sekelilingnya sebagai keuntungan untuk mencari kesempatan yang tepat menyerang lawannya dengan tembakan panah critical arrow. Lire cocok digunakan oleh mereka yang expert pada permainan fighting, dimana dibutuhkan keahlian dalam mengendalikan karakter dengan ketepatan waktu tingkat tinggi. Apabila Lire dilindungi oleh seorang Knight dalam suatu pertempuran, sang musuh akan berpikir betapa bodohnya jika ia melancarkan serangan dari depan ke arah Lire. Kemampuan Lire yang paling luar biasa adalah Double Jump.

 3. Arme
Arme adalah Mage yang ceria berasal dari kerajaan para penyihir, Serdin. Diusianya yang terbilang dini, ia sudah tergabung menjadi anggota dari guild Violet Magic, guild terhebat yang pernah terbentuk di kerajaan Serdin. Arme juga menguasai dengan baik ilmu hitam maupun ilmu putih, meskipun begitu rasa ingin tahunya tentang dunia sihir belum juga terpuaskan. Setelah mempelajari sihir Kaze’aze yang terkenal bengis, Arme memutuskan untuk bergabung dengan tim elite Grand Chase, dengan harapan bisa mencoba kebolehan beradu sihir dengan sang ratu kegelapan, Kaze’aze.

Umur 15 Tahun
Hobby Meneliti Sihir
 Yang Tidak Disukai Gangguan pada Penelitian Sihirnya

Profesi Arme sebagai Mage sejatinya mampu untuk melancarkan serangan sihir Black Magic dan pertahanan sihir White Magic. Musuh mungkin tertawa terpingkal-pingkal pada serangan fisik Arme, tapi merinding ketakutan ketika MP-nya dalam keadaan penuh.

Mantra sihir Arme yang kuat mampu menggaet musuh-musuhnya dalam cakupan area yang cukup luas; seperti sihir Lightning Bolt dan Reverse Gravity. Musuh yang membiarkan Arme mengecas MP-nya dengan segera gemetar ketakutan mengetahui betapa saktinya magic Arme.

 klo ada yang mau main Grand Chase download di http://grandchase.megaxus.com/v1/page/full-client
sekalian ada penawaran Guild namanya Reyge

Senin, 01 November 2010

Pertengkaran Menjadi Perdamaian

Di suatu kompleks ada 5 anak laki–laki dan 5 anak perempuan. Mereka selalu bertengkar, entah apa masalahnya. Mungkin karena perbedaan kekayaan, harta, dan saling mengejek satu sama lain/bersama-sama. Saat pulang sekolah maupun saat hari libur, tiada hari tanpa bertengkar bagi kedua kelompok itu. Mereka menamai yang perempuan “Butterfly” dan yang laki-laki “RockBlack”.
Pada saat hari libur nasional disuatu tempat, mereka bertemu dan saling mengejek seseorang/mungkin kelompok mereka,bagi mereka tiada hari tanpa adanya peretengkaran dan permusuhan.
Dasar anak laki-laki, pasti kamar mereka tidak pernah bersih”, kata seorang dari kelompok perempuan. “Enak aja!!! Anak perempuan selalu menghabiskan uang mereka untuk aneh-aneh”, kata seorang dari kelompok laki-laki. Setelah cukup lama, mereka akhirnya pulang dan mengatakan “Awas ya!! Lihat saja besok!!!!”.
Setelah beberapa lama kelompok anak perempuan itu menunggu. Datanglah kelompok anak laki-laki. Mereka memang sengaja lama agar kelompok perempuan tergoyok emosinya. “Kalau jalan cepetan sedikit kali!!!”, kata seorang dari kelompok perempuan. Dengan cuek kelompok anak laki-laki langsung meninggalkan mereka.
Hingga lamanya kelompok perempuan dan laki-laki bertengkar, semua sudah kelelahan. Mereka berfikir “Megapa selama ini kita selalu bertengkar, dengan hal semacam itu? Esok harinya saat mereka bertemuan di suatu mall. Kelompok laki-laki berkata “Kami minta maaf ya karena kami memang merasa bersalah”. “Tidak apa-apa kami juga merasa bersalah”, kata kelompok perempuan. “Maaf ya coba kalau kami tidak mengejek kalian duluan, pasti tidak akan jadi begini”, kata kelompok laki-laki. :Tidak apa-apa dari pada begini terus mendingan makan-makan”, kata seseorang dari kelompok perempuan.
Setelah itu mereka saling memaafkan dan menjadi sahabat. Keesokan harinya mereka tidak bertengkar lagi dan semuanya seperti anak-anak biasa yang damai kembali.

by: Lia 7D tapi yang ngetikin Vito karena komputernya rusak....... cape deh

Cerita Anak

     Pagi hari saat aku terbangun tiba-tiba ada seseorang memanggil namaku. Aku melihat keluar. Ivan temanku sudah menunggu diluar rumah kakekku dia mengajakku untuk bermain bola basket.“Ayo kita bermain basket ke lapangan.” ajaknya padaku. “Sekarang?” tanyaku dengan sedikit mengantuk. “Besok! Ya sekarang!” jawabnya dengan kesal.“Sebentar aku cuci muka dulu. Tunggu ya!”, “Iya tapi cepat ya” pintanya.Setelah aku cuci muka, kami pun berangkat ke lapangan yang tidak begitu jauh dari rumah kakekku.“Wah dingin ya.” kataku pada temanku. “Cuma begini aja dingin payah kamu.” jawabnya.Setelah sampai di lapangan ternyata sudah ramai. “Ramai sekali pulang aja males nih kalau ramai.” ajakku padanya. “Ah! Dasarnya kamu aja males ngajak pulang!”, “Kita ikut main saja dengan orang-orang disini.” paksanya. “Males ah! Kamu aja sana aku tunggu disini nanti aku nyusul.” jawabku malas. “Terserah kamu aja deh.” jawabnya sambil berlari kearah orang-orang yang sedang bermain basket.“Ano!” seseorang teriak memanggil namaku. Aku langsung mencari siapa yang memanggilku. Tiba-tiba seorang gadis menghampiriku dengan tersenyum manis. Sepertinya aku mengenalnya. Setelah dia mendekat aku baru ingat. “Bella?” tanya dalam hati penuh keheranan. Bella adalah teman satu SD denganku dulu, kami sudah tidak pernah bertemu lagi sejak kami lulus 3 tahun lalu.
Bukan hanya itu Bella juga pindah ke Bandung ikut orang tuanya yang bekerja disana. “Hai masih ingat aku nggak?” tanyanya padaku. “Bella kan?” tanyaku padanya. “Yupz!” jawabnya sambil tersenyum padaku. Setelah kami ngobrol tentang kabarnya aku pun memanggil Ivan. “Van! Sini” panggilku pada Ivan yang sedang asyik bermain basket. “Apa lagi?” tanyanya padaku dengan malas.
“Ada yang dateng” jawabku. “Siapa?”tanyanya lagi, “Bella!” jawabku dengan sedikit teriak karena di lapangan sangat berisik. “Siapa? Nggak kedengeran!”. “Sini dulu aja pasti kamu seneng!”. Akhirnya Ivan pun datang menghampiri aku dan Bella.Dengan heran ia melihat kearah kami. Ketika ia sampai dia heran melihat Bella yang tiba-tiba menyapanya. “Bela?” tanyanya sedikit kaget melihat Bella yang sedikit berubah. “Kenapa kok tumben ke Jogja? Kangen ya sama aku?” tanya Ivan pada Bela. “Ye GR! Dia tu kesini mau ketemu aku” jawabku sambil menatap wajah Bela yang sudah berbeda dari 3 tahun lalu. “Bukan aku kesini mau jenguk nenekku.” jawabnya. “Yah nggak kangen dong sama kita.” tanya Ivan sedikit lemas.
“Ya kangen dong kalian kan sahabat ku.” jawabnya dengan senyumnya yang manis.Akhinya Bella mengajak kami kerumah neneknya. Kami berdua langsung setuju dengan ajakan Bela. Ketika kami sampai di rumah Bela ada seorang anak laki-laki yang kira-kira masih berumur 4 tahun. “Bell, ini siapa?” tanyaku kepadanya. “Kamu lupa ya ini kan Dafa! Adikku.” jawabnya. “Oh iya aku lupa! Sekarang udah besar ya.”. “Dasar pikun!” ejek Ivan padaku. “Emangnya kamu inget tadi?” tanyaku pada Ivan. “Nggak sih!” jawabnya malu. “Ye sama aja!”. “Biarin aja!”. “Udah-udah jangan pada ribut terus.” Bella keluar dari rumah membawa minuman. “Eh nanti sore kalian mau nganterin aku ke mall nggak?” tanyanya pada kami berdua. “Kalau aku jelas mau dong! Kalau Ivan tau!” jawabku tanpa pikir panjang. “Ye kalau buat Bella aja langsung mau, tapi kalau aku yang ajak susah banget.” ejek Ivan padaku. “Maaf banget Bell, aku nggak bisa aku ada latihan nge-band.” jawabnya kepada Bella.
“Oh gitu ya! Ya udah no nanti kamu kerumahku jam 4 sore ya!” kata Bella padaku. “Ok deh!” jawabku cepat.Saat yang aku tunggu udah dateng, setelah dandan biar bikin Bella terkesan dan pamit keorang tuaku aku langsung berangkat ke rumah nenek Bella. Sampai dirumah Bella aku mengetuk pintu dan mengucap salam ibu Bella pun keluar dan mempersilahkan aku masuk. “Eh ano sini masuk dulu! Bellanya baru siap-siap.” kata beliau ramah. “Iya tante!” jawabku sambil masuk kedalam rumah. Ibu Bella tante Vivi memang sudah kenal padaku karena aku memang sering main kerumah Bella. “Bella ini Ano udah dateng” panggil tante Vivi kepada Bella. “Iya ma bentar lagi” teriak Bella dari kamarnya. Setelah selesai siap-siap Bella keluar dari kamar, aku terpesona melihatnya. “Udah siap ayo berangkat!” ajaknya padaku.Setelah pamit untuk pergi aku dan Bella pun langsung berangkat.
Dari tadi pandanganku tak pernah lepas dari Bella. “Ano kenapa? Kok dari tadi ngeliatin aku terus ada yang aneh?” tanyanya kepadaku. “Eh nggak apa-apa kok!” jawabku kaget.Kami pun sampai di tempat tujuan. Kami naik ke lantai atas untuk mencari barang-barang yang diperlukan Bella. Setelah selesai mencari-cari barang yang diperlukan Bella kami pun memtuskan untuk langsung pulang kerumah.
Sampai dirumah Bella aku disuruh mampir oleh tante Vivi. “Ayo Ano mampir dulu pasti capek kan?” ajak tante Vivi padaku. “Ya tante.” jawabku pada tante Vivi.Setelah waktu kurasa sudah malam aku meminta ijin pulang. Sampai dirumah aku langsung masuk kekamar untuk ganti baju. Setelah aku ganti baju aku makan malam.
“Kemana aja tadi sama Bella?” tanya ibuku padaku. “Dari jalan-jalan!” jawabku sambil melanjutkan makan. Selesai makan aku langsung menuju kekamar untuk tidur. Tetapi aku terus memikirkan Bella. Kayanya aku suka deh sama Bella. “Nggak! Nggak boleh aku masih kelas 3 SMP, aku masih harus belajar.” bisikku dalam hati.Satu minggu berlalu, aku masih tetap kepikiran Bella terus. Akhirnya sore harinya Bella harus kembali ke Bandung lagi. Aku dan Ivan datang kerumah Bella.
Akhirnya keluarga Bella siap untuk berangkat. Pada saat itu aku mengatakan kalau aku suka pada Bella.“Bella aku suka kamu! Kamu mau nggak kamu jadi pacarku” kataku gugup.“Maaf ano aku nggak bisa kita masih kecil!” jawabnya padaku. “Kita lebih baik Sahabatan kaya dulu lagi aja!”Aku memberinya hadiah kenang-kenangan untuknya sebuah kalung. Dan akhirnya Bella dan keluarganya berangkat ke Bandung. Walaupun sedikit kecewa aku tetap merasa beruntung memiliki sahabat seperti Bella. Aku berharap persahabatan kami terus berjalan hingga nanti.